Jumat, 14 Maret 2008

sdandar isi 2006

standar isi 2006

Sejarah filsafat

SEJARAH FILSAFAT KUNO

1. Filsafat Yunani

Para sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari filsafat Yunani

berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Karena itu tidak ada pengantar

filsafat yang lebih ideal dari pada study perkembangan pemikiran filsafat

di negeri Yunani. Alfred Whitehead mengatakan tentang Plato:

"All Western phylosophy is but a series of footnotes to Plato". Pada

Plato dan filsafat Yunani umumnya dijumpai problem filsafat yang masih

dipersoalkan sampai hari ini. Tema-tema filsafat Yunani seperti ada,

menjadi, substansi, ruang, waktu, kebenaran, jiwa, pengenalan, Allah dan

dunia merupakan tema-tema bagi filsafat seluruhnya.

Filsuf- Filsuf Pertama

Ada tiga filsuf dari kota Miletos yaitu Thales, Anaximandros dan

Anaximenes. Ketiganya secara khusus menaruh perhatian pada alam dan

kejadian-kejadian alamiah, terutama tertarik pada adanya perubahan yang

terus menerus di alam. Mereka mencari suatu asas atau prinsip yang tetap

tinggal sama di belakang perubahan-perubahan yang tak henti-hentinya

itu. Thales mengatakan bahwa prinsip itu adalah air, Anaximandros

berpendapat to apeiron atau yang tak terbatas sedangkan Anaximenes

menunjuk udara.

Thales juga berpendapat bahwa bumi terletak di atas air. Tentang

bumi, Anaximandros mengatakan bahwa bumi persis berada di pusat jagat raya

dengan jarak yang sama terhadap semua badan yang lain. Sedangkan mengenai

kehidupan bahwa semua makhluk hidup berasal dari air dan bentuk hidup yang

pertama adalah ikan. dan manusia pertama tumbuh dalam perut

ikan. Sementara Anaximenes dapat dikatakan sebagai pemikir pertama yang

mengemukakan persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya. Udara di alam

semesta ibarat jiwa yang dipupuk dengan pernapasan di dalam tubuh manusia.

Filosof berikutnya yang perlu diperkenalkan adalah

Pythagoras. Ajaran-ajarannya yang pokok adalah pertama dikatakan bahwa

jiwa tidak dapat mati. Sesudah kematian manusia, jiwa pindah ke dalam

hewan, dan setelah hewan itu mati jiwa itu pindah lagi dan

seterusnya. Tetapi dengan mensucikan dirinya, jiwa dapat selamat dari

reinkarnasi itu. Kedua dari penemuannya terhadap interval-interval utama

dari tangga nada yang diekspresikan dengan perbandingan dengan

bilangan-bilangan, Pythagoras menyatakan bahwa suatu gejala fisis dikusai

oleh hukum matematis. Bahkan katanya segala-galanya adalah

bilangan. Ketiga mengenai kosmos, Pythagoras menyatakan untuk pertama

kalinya, bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api),

sebagaimana perapian merupakan pusat dari sebuah rumah.

Pada jaman Pythagoras ada Herakleitos Di kota Ephesos dan menyatakan

bahwa api sebagai dasar segala sesuatu. Api adalah lambang perubahan,

karena api menyebabkan kayu atau bahan apa saja berubah menjadi abu

sementara apinya sendiri tetap menjadi api. Herakleitos juga berpandangan

bahwa di dalam dunia alamiah tidak sesuatupun yang tetap. Segala sesuatu

yang ada sedang menjadi. Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei kai uden

menei" yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang

tinggal tetap.

Filosof pertama yang disebut sebagai peletak dasar metafisika adalah

Parmenides. Parmenides berpendapat bahwa yang ada ada, yang tidak ada

tidak ada. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah yang ada 1) satu dan

tidak terbagi, 2) kekal, tidak mungkin ada perubahan, 3) sempurna, tidak

bisa ditambah atau diambil darinya, 4) mengisi segala tempat, akibatnya

tidak mungkin ada gerak sebagaimana klaim Herakleitos. Para filsuf

tersebut dikenal sebagai filsuf monisme yaitu pendirian bahwa realitas

seluruhnya bersifat satu karena terdiri dari satu unsur saja.

Para Filsuf berikut ini dikenal sebagai filsuf pluralis, karena

pandangannya yang menyatakan bahwa realitas terdiri dari banyak

unsur. Empedokles menyatakan bahwa realitas terdiri dari empat rizomata

(akar) yaitu api, udara, tanah dan air. Perubahan-perubahan yang terjadi

di alam dikendalikan oleh dua prinsip yaitu cinta (Philotes) dan benci

(Neikos). Empedokles juga menerangkan bahwa pengenalan

(manusia) berdasarkan prinsip yang sama mengenal yang sama. Pruralis yang

berikutnya adalah Anaxagoras, yang mengatakan bahwa realitas adalah

terdiri dari sejumlah tak terhingga spermata (benih). Berbeda dari

Empedokles yang mengatakan bahwa setiap unsur hanya memiliki kualitasnya

sendiri seperti api adalah panas dan air adalah basah, Anaxagoras

mengatakan bahwa segalanya terdapat dalam segalanya. Karena itu rambut

dan kuku bisa tumbuh dari daging. Perubahan yang membuat benih-benih

menjadi kosmos hanya berupa satu prinsip yaitu Nus yang berarti roh atau

rasio. Nus tidak tercampur dalam benih-benih dan Nus mengenal serta

mengusai segala sesuatu. Karena itu, Anaxagoras dikatakan sebagai filsuf

pertama yang membedakan antara "yang ruhani" dan "yang jasmani".

Pluralis Leukippos dan Demokritos juga disebut sebagai filsuf

atomis. Atomisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari banyak unsur yang

tak dapat dibagi-bagi lagi, karenanya unsur-unsur terakhir ini disebut

atomos. Lebih lanjut dikatakan bahwa atom-atom dibedakan melalui tiga

cara: (seperti A dan N), urutannya (seperti AN dan NA) dan posisinya

(seperti N dan Z). Jumlah atom tidak berhingga dan tidak mempunyai

kualitas, sebagaimana pandangan Parmenides atom-atom tidak dijadikan dan

kekal. Tetapi Leukippos dan Demokritos menerima ruang kosong sehingga

memungkinkan adanya gerak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa realitas

seluruhnya terdiri dari dua hal: yang penuh yaitu atom-atom dan yang

kosong.

Menurut Demokritos jiwa juga terdiri dari atom-atom. Menurutnya

proses pengenalan manusia tidak lain sebagai interaksi antar atom. Setiap

benda mengeluarkan eidola (gambaran-gambaran kecil yang terdiri dari

atom-atom dan berbentuk sama seperti benda itu). Eidola ini masuk ke

dalam panca indra dan disalurkan kedalam jiwa yang juga terdiri dari

atom-atom eidola. Kualitas-kualitas yang manis, panas, dingin dan

sebagainya, semua hanya berkuantitatif belaka. Atom jiwa bersentuhan

dengan atom licin menyebabkan rasa manis, persentuhan dengan atom kesat

menimbulkan rasa pahit sedangkan sentuhan dengan atom berkecepatan tinggi

menyebabkan rasa panas, dan seterusnya.

Kaum Sofis dan Socrates

Filsafat dalam periode ini ditandai oleh ajarannya yang

"membumi" dibandingkan ajaran-ajaran filsuf sebelumnya. Seperti dikatakan

Cicero --sastrawan Roma-- bahwa Socrates telah memindahkan

filsafat dari langit ke atas bumi. Maksudnya, filsuf pra-Socrates

mengkonsentrasikan diri pada persoalan alam semesta sedangkan Socrates

mengarahkan obyek penelitiannya pada manusia di atas bumi. Hal ini juga

diikuti oleh para sofis. Seperti telah disebutkan di depan, sofis

(sophistes) mengalami kemerosotan makna. Sophistes digunakan untuk

menyebut guru-guru yang berkeliling dari kota ke kota dan memainkan peran

penting dalam masyarakat. Dalam dialog Protagoras, Plato mengatakan bahwa

para sofis merupakan pemilik warung yang menjual barang ruhani.

Sofis pertama adalah Protagoras, menurutnya manusia ialah ukuran

segala-galanya. Pandangan ini bisa disebut "relativisme" artinya

kebenaran tergantung pada manusia. Berkaitan dengan relativisme ini maka

diperlukan seni berdebat yang memungkinkan orang membuat argumen yang

paling lemah menjadi paling kuat. Ajarannya tentang negara mengatakan

bahwa setiap negara mempunyai adat kebiasaan sendiri; seorang dewa

berkunjung kepada manusia dan memberi anugerah --keinsyafan akan keadilan

dan aidos hormat pada orang lain-- yang memungkinkan manusia dapat hidup

bersama. Filsuf berikutnya adalah Gorgias yang mempertahankan tiga

pendiriannya; 1) Tidak ada sesuatupun, 2) Seandainya sesutu tidak ada,

maka ia tidak dapat dikenali, 3) Seandainya sesuatu dapat dikenali, maka

hal itu tidak bisa disampaikan kepada orang lain. Sofis Hippias

berpandangan bahwa Physis (kodrat) manusia merupakan dasar dari tingkah

laku manusia dan susunan masyarakat, bukannya undang-undang (nomos) karena

undang-undang sering kali memperkosa kodrat manusia. Sofis Prodikos

mengatakan bahwa agama merupakan penemuan manusia. Sedangkan Kritias

berpendapat bahwa agama ditemukan oleh penguasa-penguasa negara yang

licik.

Sebagaimana para sofis, Socrates memulai filsafatnya dengan bertitik

tolak dari pengalaman keseharian dan kehidupan kongkret. Perbedaannya

terletak pada penolakan Socrates terhadap relatifisme yang pada umumnya

dianut para sofis. Menurut Socrates tidak benar bahwa yang baik itu baik

bagi warga negara Athena dan lain lagi bagi warga negara Sparta. Yang baik

mempunyai nilai yang sama bagi semua manusia, dan harus dijunjung tinggi

oleh semua orang. Pendirinya yang terkenal adalah pandangannya yang

menyatakan bahwa keutamaan (arete) adalah pengetahuan, pandangan ini

kadang-kadang disebut intelektualisme etis. Dengan demikian Socrates

menciptakan suatu etika yang berlaku bagi semua manusia. Sedang ilmu

pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan memperkenalkan

definisi-definisi umum.

Plato.

Hampir semua karya Plato ditulis dalam bentuk dialog dan Socrates diberi

peran yang dominan dalam dialog tersebut. Sekurang-kurangnya ada dua

alasan mengapa Plato memilih yang begitu. Pertama, sifat karyanya

Socratik --Socrates berperan sentral-- dan diketahui bahwa Socrates tidak

mengajar tetapi mengadakan tanya jawab dengan teman-temannya di

Athena. Dengan demikian, karya plato dapat dipandang sebagai monumen bagi

sang guru yang dikaguminya. Kedua, berkaitan dengan anggapan plato

mengenai filsafat. Menurutya, filsafat pada intinya tidak lain daripada

dialog, dan filsafat seolah-olah drama yang hidup, yang tidak pernah

selasai tetapi harus dimulai kembali.

Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang idea, jiwa dan proses

mengenal. Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu inderawi yang

selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah berubah. Idea merupakan

sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya

pikiran tergantung pada idea-idea tersebut. Idea-idea berhubungan dengan

dunia melalui tiga cara; Idea hadir di dalam benda, idea-idea

berpartisipasi dalam kongkret, dan idea merupakan model atau contoh

(paradigma) bagi benda konkret. Pembagian dunia ini pada gilirannya juga

memberikam dua pengenalan. Pertama pengenalan tentang idea; inilah

pengenalan yang sebenarnya. Pengenalan yang dapat dicapai oleh rasio ini

disebut episteme (pengetahuan) dan bersifat, teguh, jelas, dan tidak

berubah. Dengan demikian Plato menolak relatifisme kaum sofis. Kedua,

pengenalan tentang benda-benda disebut doxa (pendapat), dan bersifat tidak

tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat dicapai dengan panca

indera. Dengan dua dunianya ini juga Plato bisa mendamaikan persoalan

besar filsafat pra-socratik yaitu pandangan panta rhei-nya Herakleitos dan

pandangan yang ada-ada-nya Parmenides. Keduanya benar, dunia inderawi

memang selalu berubah sedangkan dunia idea tidak pernah berubah dan abadi.

Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jika itu baka, lantaran terdapat

kesamaan antara jiwa dan idea. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada

sebelum hidup di bumi. Sebelum bersatu dengan badan, jiwa sudah mengalami

pra eksistensi dimana ia memandang idea-idea. Berdasarkan pandangannya

ini, Plato lebih lanjut berteori bahwa pengenalan pada dasarnya tidak lain

adalah pengingatan (anamnenis) terhadap idea-idea yang telah dilihat pada

waktu pra-eksistansi. Ajaran Plato tentang jiwa manusia ini bisa disebut

penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana manusia, jagat raya juga

memiliki jiwa dan jiwa dunia diciptakan sebelum jiwa-jiwa manusia.

Plato juga membuat uraian tentang negara. Tetapi jasanya terbesar

adalah usahanya membuka sekolah yang bertujuan ilmiah. Sekolahnya diberi

nama "Akademia" yang paling didedikasikan kepada pahlawan yang bernama

Akademos. Mata pelajaran yang paling diperhatikan adalah ilmu

pasti. Menurut cerita tradisi, di pintu masuk akademia terdapat

tulisan; "yang belum mempelajari matematika janganlah masuk di sini".

Aristoteles.

Ia berpendapat bahwa seorang tidak dapat mengetahui suatu obyek jika ia

tidak dapat mengatakan pengetahuan itu pada orang lain. Barangkali dengan

pandangannya yang seperti ini jumlah karyanya sangat banyak bisa

dijelaskan. Spektrum pengetahuan yang diminati oleh Aristoteles luas

sekali, barangkali seluas lapangan pengetahuan itu sendiri. Menurutnya

pengetahuan manusia dapat disistemasikan sebagai berikut;

Pengetahuan

--------------------------------------------------------------------

Teoritis Praktis Produktif

-------------------------------------- --------------- -----------

Teologi/metafisik Matematika Fisika Etika Politik Seni

---------------------- --------

Ilmu Hitung Ilmu Ukur Retorika

Aristoteles berpendapat bahwa logika tidak termasuk ilmu pengetahuan

tersendiri, tetapi mendahului ilmu pengetahuan sebagai persiapan berfikir

secara ilmiah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, logika diuraikan

secara sistematis. Tidak dapat dibantah bahwa logika Aristoteles

memainkan peranan penting dalam sejarah intelektual manusia; tidaklah

berlebihan bila Immanuel Kant mengatakan bahwa sejak Aristoteles logika

tidak maju selangkahpun.

Mengenai pengetahuan, Aristoteles mengatakan bahwa pengetahuan dapat

dihasilkan melalui jalan induksi dan jalan deduksi, Induksi mengandalkan

panca indera yang "lemah", sedangkan deduksi lepas dari pengetahuan

inderawi. Karena itu dalam logikanya Aristoteles sangat banyak memberi

tempat pada deduksi yang dipandangnya sebagai jalan sempurna menuju

pengetahuan baru. Salah satu cara Aristoteles mempraktekkan deduksi adalah

Syllogismos (silogosme).

a. Fisika

Di dalam fisikanya, Aristoteles mempelajari dan membagi gerak

(kinetis) menjadi dua; gerak spontan dan gerak karena kekerasan. Gerak

spontan yang diartikan sebagai perubahan secara umum dikelompokkan

menjadi gerak subsitusional yakni sesuatu menjadi sesuatu yang lain

seperti seekor anjing mati dan gerak aksidental yakni perubahan yang

menyangkut salah satu aspek saja. Gerak aksidental ini berlangsung melalui

tiga cara; yaitu gerak lokal seperti meja pindah dari satu tempat ke

tempat lain, gerak kualitatif seperti daun hijau menjadi kuning, dan gerak

kuantitatif seperti pohon tumbuh membesar. Dalam setiap gerak ada

1) keadaan terdahulu, 2) keadaan baru, dan 3) substratum yang

tetap. Sebagai contoh air dingin menjadi panas; dengan dingin sebagai

keadaan terlebih dahulu, panas sebagai keadaan baru dan air sebagai

substratum.

Analisa gerak ini menuntut kita membedakan antara aktus dan

potensi. Dalam fase pertama panas menjadi potensi air dan pada fase kedua

panas manjadi aktus. Aristoteles juga mengintrodusir pengertian bentuk

(morphe atau eidos) dan materi (hyle) ke dalam analisa geraknya. Dalam

contoh air dingin menjadi panas, air sebagai hyle dan dingin serta panas

sebagai morphe.

Aristoteles berpendapat behwa setiap kejadian mempunyai empat sebab

yang harus disebut. Keempat sebab tersebut adalah penyebab efisien sebagai

sumber kejadian, penyebab final sebagai tujuan atau arah kejadian,

penyebab material sebagai bahan tempat kejadian tempat berlangsung dan

penyebab formal sebagai bentuk menyusun bahan. Keempat kejadian ini

berlaku untuk semua kejadian alamiah maupun yang disebabkan oleh manusia.

Aristoteles juga membicarakan phisis sebagai prinsip perkembangan yang

terdapat dalam semua benda alamiah. Semua benda mempunyai sumber gerak

atau diam dalam dirinya sendiri. Pohon kecil tumbuh besar karena

phisisnya, pohon tetap tinggal pohon berkat phisis atau

kodratnya. Mengenai alam, Aristoteles berpendirian bahwa dunia ini

bergantung pada tujuan (telos) itu. Ia mengatakan "Alam tidak membuat

sesuatupun dengan sia-sia dan tidak membuat sesuatu yang berlebihan", atau

katanya lagi: "Alam berindak seolah-olah ia mengetahui konsekuensi

perbuatannya". Teologi ini mencakup juga alam yang tidak hidup yang

terdiri dari empat anasir api, udara, air dan tanah. Aristoteles

mengatakan bahwa setiap anasir menuju ketempat kodratinya (locus

naturalis).

Berkaitan dengan jagat raya Aristoteles mengatakan bahwa kosmos

terdiri dari dua wilayah yaitu wilayah sublunar (di bawah bulan) dan

wilayah yang meliputi bulan, planet-planet dan bintang-bintang. Jagat raya

berbentuk bola dan terbatas, tetapi tidak mempunyai permulaan dan

kekal. Badan-badan jagat raya diluar bumi semua terdiri dari anasir kelima

yaitu ether yang tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat berubah menjadi

anasir lain. Gerak kodrati anasir ini adalah melingkar. Berkaitan dengan

jagat raya ini Aristoteles mempunyai pandangan yang masyhur mengenai

penggerak pertama yang tidak digerakkan.

b. Psikologi

Menurut Aristoteles jiwa dan badan dipandang sebagai dua aspek dari

satu substansi. Badan adalah materi dan jiwa dalam bentuk dan

masing-masing berperan sebagai potensi dan aktus. Pada manusia, jiwa dan

tumbuh merupakan dua aspek dari substansi yang sama yakni

manusia. Anggapan ini mempunyai konsekuensi bahwa jiwa tidak kekal karena

jiwa tidak dapat hidup tanpa materi.

Potensi dan aktus juga mempunyai dalam pengenalan inderawi. kita

menerima bentuk tanpa materi. Pengenalan inderawi tidak lain adalah

peralihan dari potensi ke aktus suatu organ tubuh dari aktus

obyek. Sebagaimana proses pengenalan inderawi dalam pengenalan rasional

bentuk tepatnya bentuk intelektual diterima oleh rasio. Bentuk intelektual

ialah bentuk hakikat atau esensi suatu benda. Fungsi rasio dibagi menjadi

dua macam yaitu rasio pasif (nus pathetikos) yang menerima esensi dan

rasio aktif (nus poitikos) yang "membentuk" esensi.

c. Metafisika

Ta meta ta physica berarti hal-hal sesudah hak-hal fisis. Metafisika

merupakan pengetahuan yang semata-mata berkaitan dengan tuhan dan fenomena

yang terpisah dari alam. Di dalam Metaphysica-nya Aristoteles membahas

Penggerak Utama. Gerak utama di jagat raya tidak mempunyai permulaan

maupun penghabisan. Karena setiap sesuatu yang bergerak, digerakkan oleh

sesuatu yang lain perlulah menerima satu Penggerak Pertama yang

menyebabkan gerak itu, tetapi ia sendiri tidak digerakkan. Penggerak ini

sama sekali lepas dari materi, karena segalanya yang mempunyai meteri

mempunyai potensi untuk bergerak. Allah sebagai Penggerak Pertama tidak

mempunyai potensi apapun juga dan Allah harus dianggap sebagai aktus

murni. Allah bersifat immaterial atau tak badani, Ia harus disamakan

dengan kesadaran atau pemikirannya. Karena itu aktifitas-Nya tidak lain

adalah berpikir saja dan Allah merupakan pemikiran yang memandang

pemikirannya. Allah sebagai penyebab final dari gerak jagat raya

ini; segala sesuatu pengejar penggerak yang sempurna dan Ia menggerakkan

karena dicintai.

Ajaran lain dari Aristoteles adalah tentang filsafat praktis yaitu

etika dan politika. Lanjut di sini. Dalam filsafat, Aristoteles disebut

sebagai tokoh madzhab peripatis (peripatos, berjalan-jalan) yang

menyadarkan diri pada deduksi untuk memperoleh kebijaksanaan. Sedangkan

gurunya, Plato merupakan tokoh madzhab illuminasionis yang juga

mengandalkan jalan hati, asketisme dan penyucian jiwa dalam menyingkap

realitas.

pembelajaran hakiki

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad ke 21 ini tidak sebanding dengan tingkat perkembangan model pembelajaran. Pembelajaran lebih difokuskan kepada hal-hal yang bersifat teoritis. Pada era mendiknas WArdiman Joyonegoro dibuat suatu konsep link and match. Adanya kesesuaian antara program pendidikan dengan lingkungan. Pada masa itu dianggap kurang sesuai. Akan tetapi pada masa sekarang, konsep itulah yang paling sesuai dan diterapkan. Kalau saja pada masa itu dimulai dan diterapkan pada jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, maka tidak akan ada pengangguran tingkat rendah dan tingkat tinggi saat ini. Tapi nasi telah jadi bubur. Sekarang perlu kita sikapi dengan membuat terobosan pada pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan konsep baru dengan nama " pembelajaran hakiki"
Pembelajaran hakiki adalah model pembelajaran yang menyeimbangkan fungsi otak kiri dengan otak kanan. Menurut konsep ESQ Ginanjar Agustian, konsep ini harus dioptimalkan karena baru secuil dari bagian otak manusia dieksplorasi. suatu ketika dilakukan lelang otak tingkat internasional di lembaga lelang cristy amerika serikat. Ternyata otak yang paling mahal harganya adalah otak orang Indonesia. Ketika ditanya kemana pemenang lelang, dia berkata" otak orang Indonesia masih utuh karena belum banyak dieksplorasi ketimbang otak orang jerman, amerika dan eropa lainnya yang sudah benjol2
itu suatu ilustrasi bahwa pengembangan otak, khususnya di Indonesia perlu mendapat perhatian mulai dari pendidikan dasar dengan menerapkan pendidikan bermakna dalam pembelajaran
untuk informasi lebih lanjut hubungi yayasan ranah minang bukittinggi sumbar yang mengkoordinir pelatihan pembelajaran hakiki